Visinema Pictures Bawakan Nuansa Thriller Plus Tari Tradisional
- gabriella keziafanya(00000045953)
- Nov 8, 2022
- 1 min read
Updated: Nov 9, 2022

Industri film Indonesia tetap aktif berkiprah menghasilkan karyanya meski pandemi Covid-19 masih berlangsung. “Tarian Lengger Maut” siap untuk mengisi daftar wajib tonton anda di bulan Mei.
Film yang disutradarai oleh Yongki Ongestu ini menggabungkan genre thriller dengan tari tradisional asal Banyumas, Tari Lengger. Melalui jumpa pers via Zoom pada Jumat (23/4/2021), Yongki mengaku proyek kali ini menjadi suatu tantangan besar bagi mereka agar film bertema campuran ini tetap bisa ditonton dengan nyaman oleh pemirsa.
Film “Tarian Lengger Maut” menceritakan kisah warga Desa Pageralas yang hilang satu per satu secara misterius. Belum lagi dengan adanya rumor kaitan hilangnya warga dengan kedatangan dr. Jati (diperankan oleh Refal Hady) yang masih belum jelas penyebabnya.
Di lain sisi, seorang penari Lengger yakni Sukma (diperankan oleh Della Dartyan) sedang menjalani ritual penerimaan Indang. Kabarnya, penari yang memiliki Indang dipercaya bisa memesona penontonnya.

Foto: indonesianfilmcenter.com
Selama pembuatan film, Yongki mengaku ada keterlibatan para seniman dan anak kreatif lokal Banyumas yang ikut menambah autentisitas adat Banyumas di film mereka.
“70 persen ada anak kreatif lokal dan sebagian pemain lokal Banyumas,” jelas Yongki.
Menanggapi hal ini, warganet ramai-ramai menunjukkan antusiasme mereka lewat media sosial, salah satunya Twitter. Topik “Tarian Lengger Maut” pun sempat menduduki trending dengan jumlah 2.073 cuitan pada Jumat malam.
Sebagai penutup, Yongki mengungkapkan harapannya agar melalui film ini, mereka bisa memperkenalkan budaya lokal Indonesia kepada seluruh penonton Indonesia. “Tarian Lengger Maut” akan tayang serentak di bioskop pada 13 Mei mendatang.
—
Sumber: gatra.com, kompas.com.
*Artikel ini telah dipublikasikan di web dan Instagram Taboo Media Indonesia: Visinema Pictures Bawakan Nuansa Thriller Plus Tari Tradisional pada 26 April 2021.
Comments