top of page
Search

Langkah Antisipasi Omicron, Longgokan Pasien Jadi Fokus Presiden

  • Writer: gabriella keziafanya(00000045953)
    gabriella keziafanya(00000045953)
  • Nov 11, 2022
  • 2 min read

Foto: India Today

Urgensi varian baru, Omicron mampu menular lebih cepat dan bisa menyerang tanpa gejala. Presiden Joko Widodo mewanti-wanti pasien Orang Tanpa Gejala (OTG) lakukan isolasi mandiri atau terpusat agar RS tak alami penumpukkan pasien.


Kondisi penyebaran varian Omicron di Amerika Serikat menjadi inti komparasi presiden dan menteri kesehatan dalam menangani penyebaran kasus Omicron di Indonesia. Melalui penelitian di Amerika Serikat, terbukti varian Omicron 53 persen lebih rendah dalam hal risiko rawat inap, 74 persen lebih rendah dalam hal risiko masuk ICU, dan 91 persen lebih rendah dalam risiko kematian. Namun, yang berpotensi kewalahan menangani kasus adalah sistem pelayanan kesehatan di sana.


“Jumlah orang yang datang ke ruang gawat darurat kami tidak seperti yang pernah saya lihat sebelumnya,” kata Kit Delgado, dokter darurat di Pennsylvania, seperti dikutip TheAtlantic. Transmisi varian Delta dan Omicron di AS membawa kasus meningkat dari 65.000 menjadi 110.000 kasus hanya dalam dua minggu.


Melihat hal tersebut, pemerintah Indonesia mengantisipasi menumpukknya pasien di rumah sakit. Hal ini disebabkan kasus Omicron Indonesia diyakini baru memasuki tahap awal dan bahkan belum menyentuh sebagian fase. Dikhawatirkan Indonesia bisa menyusul lonjakan pasien Omicron seperti yang terjadi di AS.


Pada Selasa (1/2), Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Abraham Wirotomo memberitahukan arahan Presiden Joko Widodo untuk memprioritaskan rumah sakit bagi pasien sakit sedang hingga parah, komorbid, dan lansia. Sementara pasien OTG dan sakit ringan diharapkan untuk mengisolasi secara mandiri atau tepusat. Langkah ini bertujuan untuk mengantisipasi penumpukkan pasien di RS dan kewalahan pada sistem pelayanan kesehatan.


Sebelumnya, Ahli Biologi Molekuler Ahmad Rusdan Utomo sempat menyinggung kemungkinan orang yang sudah divaksin bisa tetap terdampak Omicron.


"Kelompok yang divaksinasi memang masih bisa PCR positif tapi gejalanya jauh lebih ringan dari kelompok unvaxxed (belum vaksinasi)," jelas Ahmad kepada CNNIndonesia.com, Rabu (12/1).


Mengutip Kompas.com, penelitian Brian J Willett dan kolega Universitas Glasgow, Inggris menemukan banyaknya konsentrasi Omicron di saluran pernapasan bagian atas alias bronkus. Karakteristik ini diduga yang menyebabkan gejala pasien Omicron terjadi di saluran pernapasan, seperti batuk kering, nyeri tenggorokan, dan demam.


Meski disebut hanya menimbulkan gejala ringan, varian omicron masih berpotensi menyebabkan gejala berat, bahkan kematian pada kelompok yang belum divaksin. Ahmad memungkas, anggapan mild (ringan) pada gejala varian Omicron disebabkan varian ini munculketika mayoritas orang sudah divaksin dibandingkan masa ketika varian Delta muncul.


-


*Artikel ini merupakan ujian tengah semester untuk mata kuliah (JR-101) Media Writing pada 21 Maret 2022.

 
 
 

Comments


Post: Blog2_Post

©2022 by Gabriella Keziafanya. Proudly created with Wix.com

bottom of page